Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) berharap perayaan Hari Raya Nyepi yang jatuh pada Jumat besok berlangsung aman dan damai. Mengingat Nyepi yang jatuh di hari Jumat, PBNU mengharapkan adanya toleransi antar umat beragama dapat terwujud nyata.
Pengeras suara pun dilarang dipergunakan saat pelaksanaan Salat Jumat di Bali.
"Kalaupun dibutuhkan pengeras suara cukup di dalam masjid, tetapi lebih baik tidak menggunakan pengeras suara," kata Ketua Umum PBNU, Said Aqil Siradj di Jakarta, Kamis(22/3/2012).
Apalagi, lanjut Kiai Said, pelaksanaan salat Jumat tidak memakan waktu lama, yaitu tak lebih dari dua jam.
Perayaan Nyepi di Bali memang memiliki keunikan tersendiri, salah satunya diwajibkannya seluruh masyarakat yang tinggal untuk tidak melakukan aktivitas di luar rumah. Bahkan fasilitas listrik juga dilakukan pemadaman 1 x 24 jam, terkecuali di tempat-tempat tertentu, seperti rumah sakit.
"Kami berharap perayaan hari besar agama apapun, termasuk Nyepi yang akan dirayakan umat Hindu bisa berlangsung aman, damai, dan tidak ada pihak yang menodainya," kata Kiai Said.
Beberapa hari lalu Bali digegerkan dengan penggrebekan lima orang terduga teroris. Kasus terorisme hingga saat ini masih menjadi momok bagi masyarakat Bali, dan kejadian yang sama diharapkan tidak terulang, tepatnya saat perayaan Nyepi mendatang.
"Semua pihak harus bisa menjaga agar Nyepi bisa berlangsung kondusif. Aparat keamanan kami harapkan juga bisa mewaspadai sejak dini hal-hal yang bisa menjadi ancaman," tegas Kiai Said.
http://www.tribunnews.com/2012/03/22/nyepi-pbnu-larang-salat-jumat-di-bali-pakai-pengeras-suara
0 komentar:
Posting Komentar